Donasikan Bukumu DI Taman Baca Gaharu.

My photo
suka maju, Kampar.Riau, Indonesia

Wednesday, May 9, 2018

"cacat", sebuah konstruksi sosial

tuhan telah menciptakan dunia yang penuh dengan keragaman. begitu juga manusia diciptakan oleh tuhan berbeda satu sama lainnya. ada yang berkulit hitam, kulit putih, kulit kuning. ada yang bertubuh tinggi tetapi ada juga yang pendek. ada yang berhidung mancung ada pula yang pesek. ada juga yang salah satu anggota tubuhnya tidak berfungsi dengan baik. masih banyak perbedaan antara individu manusia yang harus disikapi dengan arif sehingga tidak ada keyakinan atau sikap yang menganggap kelompok manusia yang lebih baik atau lebih unggul dibanding manusia lainnya.

kenyataan dimasyarakat berbicara lain. manusia yang dilengkapi dengan perasaan suka dan tidak suka, telah membuat sekat-sekat diantara manusia. segala suatu yang disukai dan dianggap menguntungkan bagi manusia dikatakan baik atau bahkan benar. mereka yang memiliki kebenaran tersebut, dianggap sebagai orang yang memiliki kelebihan.sebaliknya orang yang dalam kondisi berbeda dan disukai dikatakan sebagai orang yang tidak memiliki kelemahan atau kekurangan.

orang yang menguasai ilmu pengetahuan atau teknologi sering disebut sebagai cendikiawan, ahli atau intelek,sedang yang tidak menguasai ilmu pengetahuan dikatakan bodoh, pandir, tolol, tidak berpendidikan dan sebagainya. begitu juga orang yang menguasai materi tersebut kaya, jutawan, hartawan. sedangkan yang tidak menguasai materi disebut kaum miskin, gembel maupun melarat. untuk orang-orang yang memiliki kondisi fisik yang dianggap menguntungkan manusia disebut cantik, tampan, gagah bahkan normal. sedangkan bagi yang tidak memiliki kondisi fisik yang menuntungkan bagi manusia dilabelkan sebagai jelek, cacat, atau bahkan tidak normal.

lebel "cacat", yang diberikan orang yang memiliki kelainan kondisi fisik dan atau mental merupakan kontruksi manusia sebagai mana mereka memberikan lebel kaya, miskin, pandai, bodoh, kepada manusia lainnya. dengan kata lain apa yang selama ini yang diyakini bahwa, "cacat" atau "penyandang cacat" sebagai realitas sosial ternyata dikonstruksikan secara sosial.

jika da bayi lahir dalam keadaan "cacat", bukan berarti disebabkan oleh dosa-dosa orangtuanya, bukan pula tuhan salah cetak, karena tuhan maha pandai. tuhan telah menciptakan manusia sebagai makluk paling sempurna dengan derajat paling tinggi. namun kemudian tuhan akan menurunkan derajat manusia pada derajat yang paling rendah termasuk orang merugi "tuna", jika mereka tidak beriman, dan beramal kebajikan. penyair ternama william shakespeare mengatakan " hanya orang yang kejam saja yang pantas mendapat sebutan cacat".

salam dari wong cilik.
by. Akhmad.M.SE. 

Agriculture is the work of the body, Pepper Ningrum.

KTH.SUKMATANI LADA (PEPPER NINGRUM)
DESA SUKAMAJU.RIAU


Pertanian adalah olah tubuh, olah pikir, dan olah perbuatan terhadap tanaman. secara langsung tindakan atas perbuatan dalam menciptakan pangan untuk kebutuhan keluarga, sampai dengan kebutuhan pasar. kemandirian pangan sangatlah penting didalam kebutuhan semakin meningkat dan lonjakkan harga pangan seakan tidak ada harga kepastian atau pluktuatif sampai dengan tidak adanya regulasi harga pasar yang pasti agar harga pasar tidak lagi dipermainkan atau " pasar yang menentukan harga komoditi pertanian rempah rembah". terobosan petani adalah menciptakan pertanian yang ramah lingkungan memanfaatkan lahan sempit dan sistem aquaponik saat ini marak dilakukan bagi warga perkotaan.

sedangkan pertanian diperdesaan masih bergelut dengan kualitas dan harga pasar dipegang langsung dengan lintah darat atau disebut tengkulak. ada yang unik dari pola pendistribusian hasil pertanian, petani masih memiliki rasa sungkan untuk melepaskan kerjasama antara tengkulak (tetangga sendiri), pola pola ini yang menghambat kesejahteraan bagi petani. Seharusnya kekayaan hasil bumi yang dihasilkan oleh petani darirempah- rempah mampu diakomodir seluruhnya oleh Koprasi Unit Desa, ini peran Koprasi mendistribusikan ke pasar besar maupun industri olahan, ini akan sangat membatu petani. mengapa tengkulak kota berbondong-bandong blusukkan mencari petani dan menggempur petani berbagai iming-imingan penawaran dan kerjasama yang secara tidak langsung sangat merugikan petani (kredit modal) dan lain sebaginya.
melihat stuasi ini pertanian desa sangat memprihatinkan, Koprasi ibarat "barang mewah tapi tak ada fungsinya".

berbagai foktor kendala, kurangnya penyuluhan edukasi terhadap petani dan aparatur desa . petani, penyuluh, dan desa satu kesatuan dalam satu wadah yang tidak menciptakan wadah eksklusif.
apakah ada hubungannya dengan terlalu terleha terhadap pertanian sawit,?( tutur bpk, Zailani. anggota Kth.Sukmatani Lada), komoditi tahunan hanya memetik buah se'minggu sekali sampai usia 25 tahun, yang akhirnya lelah untuk membicarakan tentang memciptakan pertanian-pertanian terbadu dan lingkungan.

Membahas setuasi hari ini bersama anggota Kth. Sukmatani Lada dengan segelas kopi, percikkan api dalam gerakkan pertanian lada dan melestarikan alam, sesuai dengan bidangnya masing-masing ditatanan organisasi bergerak dibidang agroforestry diDesa Suka maju. menghadapi replating 2 tahun mendatang membuat para petani risau dan minoritas petani tidak lagi mengikuti pola-pola Koprasi yang cendrung dianggap membohongi para petani, akhirnya petani yang tidak mengikuti pola Koprasi menanam rempah rempah secara mandiri. artinya setuasi inilah yang merugikan bagi Koprasi itu sendiri tak lagi berpola gotong royong menjaga atas hasil terhadap angota kelompok tani yang terhimpun satu dawah Koprasi. "Membangun Koprasi dan Koprasi membangun" bukunya bung Hatta, 7 nilai semangat koperasi. Pertama kebenaran untuk menggerakan kepercayaan, kedua keadilan dalam usaha bersama, ketiga kebaikan dan kejujuran mencapai perbaikan, keempat tanggung jawab dalam individualitas dan solidarotas, kelima paham yang sehat, cerdas, dan tegas, keenam kemauan menolong diri sendiri serta menggerakan keswasembadaan dan otoaktiva, dan terakhir yaitu kesetiaan dalam kekeluargaan. ini menjadi renungan dan diejawantahkan ditatanan praktek koprasi hari ini yang masih berwajah bapak angkat.

Salam BUMIku Satu Untuk Desaku.
by: Akhmad.M.SE
Kth.Sukmatani Lada.

Saturday, May 5, 2018

the development of pepper riau

Pada masa transmigrasi kewilayah Riau dari pulau Jawa dan wilayah lampung, dan warga tersebut membawa bibit lada terutama dari wilayah lampung dan sekitarnya mereka ingin menam lada atau pepper ningrum diRiau untuk kebutuhan sendiri tanpa dibudidayakan satu KK hanya memiliki 3 sampai dengan 10 batang indukkan saja hingga akhirnya  Pada tahun 2013 akhir lada atau dikenal pepper ningrum mulai dikembangkan atau dibudidayakan oleh warga yang secara suwadaya di perkarangan rumah warga.

Satu sisi pengembangan lada diwilayah tempatan dan lada atau pepper ningrum talah beradaptasi beberapa tahun bahkan puluhan tahun yang sudah memiliki karakteristik kecocokkan diwilayah geografi, tanah di Riau bibit lokal yang fikembsngkan oleh petani kth.sukmatani lada.




Thursday, May 3, 2018

Pepper ningrum of riau

Lada ( Pepper Ningrum ) Riau.

Sejalannya perkembangan pertanian lada di Riau terus berkembang ditingkatan desa Sukamaju. Gerakan lada atau pepper ningrum yang dikembangkan Kelompok Tani Hutan Sukmatani Lada, pengembangan pembibitan lada dan bibit Gaharu bersama anggota mencapai kebutuhan bagi anggota dan didesa Suka Maju, Kec. Tapung Hilir Kab. Kampar Riau. 

Sebab lada masih belum masif menjadi tanaman pilihan bagi masyarakat tempatan, berbagai faktor menjadi kendala benyebabnya diantaranya adalah pengenalan lada, cara pembibitan,  dan pemeliharaan menjadi indikator bagi pemula karena masih mayoritas dengan tanaman sawit. Sawit bukan jenis tanaman kehutanan, penyerapan sawit atas air sangat besar dan tanah bisa tidak lagi subur karena sawit. Kini masyarakat mulai berangsur angsur sadar atas lingkungan dan kepedulian atas alam ramah memprilakukan lahan garapan dikelola petani.
Pola edukasi menjadi proritas agar masyarakat kembali menghujaukan dengan tegakkan hidup bagi tanaman Lada maupun tonggakkan mati dengan disisipkan tanaman kehutanan atau disebut dengan tumpang sari dua keuntungan yang diproleh dari hasil lada dan hasil pohon Gaharu yang ditumpang sarikan.

Kth. Sukmatani lada berdampingan bersama penyuluh kehutanan KPHP Model Minas Tahura provinsi Riau,  bersinergi dalam mengembangan lada (Pepper Ningrum) dengan teknik tumpang sari pohon kehutanan dengan demikian kelestarian alam akan terjaga masyarakat sejahtera.
Salam lestari hutan
By KTH. Sukmatani Lada.  Riau
Akhmad. M. SE. 

Lada dan ternak Riau

 Membangun komoditi lokal mengutamakan unsur-unsur organik, senantiasa dengan kemandirian tani lada ramah lingkungan.  Berbagai komoditi lad...