Lada ( Pepper Ningrum ) Riau.
Sejalannya perkembangan pertanian lada di Riau terus berkembang ditingkatan desa Sukamaju. Gerakan lada atau pepper ningrum yang dikembangkan Kelompok Tani Hutan Sukmatani Lada, pengembangan pembibitan lada dan bibit Gaharu bersama anggota mencapai kebutuhan bagi anggota dan didesa Suka Maju, Kec. Tapung Hilir Kab. Kampar Riau.
Sebab lada masih belum masif menjadi tanaman pilihan bagi masyarakat tempatan, berbagai faktor menjadi kendala benyebabnya diantaranya adalah pengenalan lada, cara pembibitan, dan pemeliharaan menjadi indikator bagi pemula karena masih mayoritas dengan tanaman sawit. Sawit bukan jenis tanaman kehutanan, penyerapan sawit atas air sangat besar dan tanah bisa tidak lagi subur karena sawit. Kini masyarakat mulai berangsur angsur sadar atas lingkungan dan kepedulian atas alam ramah memprilakukan lahan garapan dikelola petani.
Pola edukasi menjadi proritas agar masyarakat kembali menghujaukan dengan tegakkan hidup bagi tanaman Lada maupun tonggakkan mati dengan disisipkan tanaman kehutanan atau disebut dengan tumpang sari dua keuntungan yang diproleh dari hasil lada dan hasil pohon Gaharu yang ditumpang sarikan.
Kth. Sukmatani lada berdampingan bersama penyuluh kehutanan KPHP Model Minas Tahura provinsi Riau, bersinergi dalam mengembangan lada (Pepper Ningrum) dengan teknik tumpang sari pohon kehutanan dengan demikian kelestarian alam akan terjaga masyarakat sejahtera.
Salam lestari hutan
By KTH. Sukmatani Lada. Riau
Akhmad. M. SE.
Sejalannya perkembangan pertanian lada di Riau terus berkembang ditingkatan desa Sukamaju. Gerakan lada atau pepper ningrum yang dikembangkan Kelompok Tani Hutan Sukmatani Lada, pengembangan pembibitan lada dan bibit Gaharu bersama anggota mencapai kebutuhan bagi anggota dan didesa Suka Maju, Kec. Tapung Hilir Kab. Kampar Riau.
Sebab lada masih belum masif menjadi tanaman pilihan bagi masyarakat tempatan, berbagai faktor menjadi kendala benyebabnya diantaranya adalah pengenalan lada, cara pembibitan, dan pemeliharaan menjadi indikator bagi pemula karena masih mayoritas dengan tanaman sawit. Sawit bukan jenis tanaman kehutanan, penyerapan sawit atas air sangat besar dan tanah bisa tidak lagi subur karena sawit. Kini masyarakat mulai berangsur angsur sadar atas lingkungan dan kepedulian atas alam ramah memprilakukan lahan garapan dikelola petani.
Pola edukasi menjadi proritas agar masyarakat kembali menghujaukan dengan tegakkan hidup bagi tanaman Lada maupun tonggakkan mati dengan disisipkan tanaman kehutanan atau disebut dengan tumpang sari dua keuntungan yang diproleh dari hasil lada dan hasil pohon Gaharu yang ditumpang sarikan.
Kth. Sukmatani lada berdampingan bersama penyuluh kehutanan KPHP Model Minas Tahura provinsi Riau, bersinergi dalam mengembangan lada (Pepper Ningrum) dengan teknik tumpang sari pohon kehutanan dengan demikian kelestarian alam akan terjaga masyarakat sejahtera.
Salam lestari hutan
By KTH. Sukmatani Lada. Riau
Akhmad. M. SE.
No comments:
Post a Comment