Donasikan Bukumu DI Taman Baca Gaharu.

My photo
suka maju, Kampar.Riau, Indonesia

Monday, June 18, 2018

The history of pepper ningrum in Indonesia is endangered in the international market

The history of pepper ningrum
   
    Beberapa jenis rempah-rempah yang paling tua dan penting di dunia sehingga memiliki sebutan King of Spices. Pada zaman kuno terdahulu harga lada bisa disetarakan dengan emas dan batu permata. Lada juga merupakan komoditi pertama sebagai pembuka jalannya perdagangan dunia barat dan dunia timur.

     Lada adalah tanaman tahunan dan perkebunan yang pada dasarnya adalah tanaman tropis. Produk utama dari lada yaitu lada putih dan lada hitam. Lada putih dan lada hitam berasal dari buah lada yang sama. Yang membedakan keduanya adalah hanya pada hasil akhirnya. Lada putih matang di pohon lalu dikeringkan. Sedangkan lada hitam sebelum matang dimana buah lada yang masih berwarna hijau langsung dikeringkan begitu saja.

    Lada awal diekspor melalui pelabuhan Muntok di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Oleh karena itu lada putih di kancah internasional dikenal dengan Muntok White Pepper Ningrum. Sedangkan di Bangka sendiri lada putih dikenal dengan sebutan "sahang".

      Saat sejak sebelum perang dunia kedua 80% lada putih di dunia justru berasal dari Indonesia. Bahkan sejarah mencatatkan kalau lada dibawa oleh Marcopolo dan Vasco da Gama dalam ekspedisinya melalui Indonesia. Pada tahun 1722, kolonial Belanda memiliki keuntungan dua per tiga dari penjualan komoditas lada putih di Bangka Belitung Pepper Ningrum.

     Berdasarkan luas pertanaman lada putih di Bangka Belitung saat ini hanya mencapai 40.720 ha. Padahal pada tahun 2001 tercatat bahwa luas dari pertanaman lada putih bisa mencapai sampai 64.572 ha. Terjadinya penurunan luas pertanaman lada putih di Bangka belitung menyebabkan Indonesia merupakan negara pengekspor lada putih terbesar ketiga setelah Vietnam dan Brazil.

   Hingga fluktuasi harga lada, hama yang sulit dikendalikan, pengembangan komoditas perkebunan lainnya, dan yang paling menjadi catatan penting pemerintah setempat yaitu penambangan timah yang menjadi dugaan kuat faktor-faktor penurunan luas pertanaman lada putih di Bangka.

     Disinilah perlu peran pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Pertanian dan juga pemerintah daerah untuk proaktif menyelamatkan aset komoditi unggulan daerah Muntok ini di pasar internasional. kalo untuk mengembalikan seperti janyanya pada saat itu, saya kira mustahil, setidaknya nama baik lada atau Pepper ningrum di indonesia kembali baik. 

salam Rempah Nusantara
Kth.SukmaTani Lada
By.Akhmadmuzakir.SE
JUNI 2018

No comments:

Post a Comment

Lada dan ternak Riau

 Membangun komoditi lokal mengutamakan unsur-unsur organik, senantiasa dengan kemandirian tani lada ramah lingkungan.  Berbagai komoditi lad...